SEJARAH

Sejarah ditemukanya daerah Kab. Pekalongan :
Kab. Pekalongan mulai dikenal setelah BAHUREKSO dan anak buahnya berhasil membuka hutan Gambiran / Gambaran, atau dikenal dengan muara gambaran, hal ini terjadi setelah BAHUREKSO gagal dalam penyerangan ke Batavia, lalu bersama anak buahnya kembali ke Pantai Utara Jawa Tengah, namun secara sembunyi sebab kalau diketahui Pemerintah Sultan Agung akan ditangkap dan dihukum mati, sehingga terus melakukan apa yang disebut tapa – ngalong. Menurut penuturan R. BASUKI ( Putra Alm. R. SONARJO Keturunan Bupati Mandurorejo ) nama Pekalongan berasal dari istilah setempat Halong – Along yang artinya “ hasil “. Jadi Pekalongan disebut juga dengan nama Pengangsalan  yang artinya “ Pembawa Keberuntungan “

Pada massa awal perkembangan Pekalongan tidak banyak disebut dan sumber asing baik Portugis maupun Belanda sementara itu nama Pekalongan dan data historisnya dapat ditelusuri dalam babat tanah jawa, babat Mataram, Serat Kahndaning Ringgit Purwo, Serat Pustaka Raja Purwo, Babat Sultan Agung, Dagh Register ( 1623 – 1799 ), Opskomst Van Het Nederlandsch Gezag In Oost Indie ( J.K.J de Jonge & M.L Van Deventer, eds 1862 – 1909, 13 jilid ), Laporan VOC lainya, Laporan Pemerintah Hindia Belanda, Buku – buku dan Publikasi lainya seperti Regering Almanak Van Nederlandsch Indie ( 1820 – 1850 ) dan Oud end Nieuw Oost Indie ( F. Valentijn ) dan sumber lainya.                 

Berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda bentuk Pemerintahan Kabupaten disebut Regent  dipimpin oleh seorang Bupati, kemudian masa Republik Indonesia berdasarkan Undang – Undang No. 13 tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kab. Pekalongan dibentuk bersama 28 daerah, sekalipun sebelumnya sudah ada beberapa Bupati / Adipati / Tumenggung yang memerintah tetapi Bupati yang memimpin Kabupaten Swatantra Pekalongan sejak diundangkan Undang – undang tersebut adalah M. SOERODJO ( Bupati Pertama Kabupaten Swatantra Pekalongan masa RI ) dengan Sekretaris Bupati R. DJAJANINGRAT.

Melalui kajian ilmiah oleh Tim Peneliti sejarah Kab. Pekalongan yang terdiri dari jajaran eksekutif, tokoh masyarakat dan kalangan akademisi, terhadap bukti peninggalan sejarah yang diketemukan diberbagai wilayah Kab. Pekalongan, muncul 5 ( lima ) perkiraan  tentang kapan Kabupaten yang terletak  pada 6°-  7°  23’ Lintang Selatan dan 109° – 109° 78’  Bujur Timur ini lahir. 5 ( Lima ) perkiraan tersebut adalah Masa Prasejarah, Masa Kerajaan Demak, Masa  Kerajaan Mataram Islam, Masa Penjajahan Belanda dan Masa Pemerintahan Republik.

Berdasarkan pada nilai historis, normatif, politis, kultural, edukatif, intregatif dan wawasan kebangsaan, disepakati bahwa Kabupaten yang memiliki luas daerah ± 836,13 Km², ini lahir pada masa Kerajaan Mataram Islam dimasa Pemerintahan Sultan Agung, saat itu dipimpin penguasa dari Mataram bernama PANGERAN MANDUROREJO tahun 1042 H ( 1622 ), adapun penentuan hari dan tanggal diambil dari tradisi pengangkatan Bupati dan Pejabat Baru oleh Sultan Agung pada acara Paseban  disetiap penyelenggaraan grebek Maulud tanggal 12 Robi’ul Awal, sehingga ditetapkan Kab. Pekalongan lahir pada tanggal 12 Robi’ul Awal 1042 H atau tanggal 25 Agustus 1622. 
Disqus Comments